Gimana Sih Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak Remaja???

Hallo semuaaaaa...
Assalamu'alaikum Wr, Wb


Ketemu lagi deh nih di blog gue kali ini. Di blog gue yang sebelumnya gue bahas tentang pergaulan anak zaman sekarang atau bisa di bilang anak zaman now, naaahhhh kalo sekarang disini gue akan bahas tentang bagaimana sih pola asuh orang tua kepada anak. Oke disini peran orang tua sangatlah penting dalam perkembangan anak zaman sekarang khususnya pada remaja. Adapun juga disini bisa di liat dari bagaimana sih pola asuh orang tua kepada si anak, ya yang dimana kita tau ya pola asuh orang tua itu pasti berbeda-beda, ada yang pola asuhnya otoriter, demokratis dan permisif, Nah dari ketiga itu adalah macam-macam dari pola asuh orang tua kepada anak. Disini akan gue bahas satu persatu dari ketiga macam pola asuh tersebut. 

Okey, pertama-tama orang tua harus selalu tahu apa yang dibutuhkan dan dilakukan anak-anak mereka, agar anak tidak berpaling pada hal-hal yang tidak benar. Orang tua harus mampu memposisikan diri dengan baik. Ada kalanya orang tua berperan sebagai teman saat anak membutuhkan tempat untuk meluapkan isi hatinya. Kadang seorang anak hanya membutuhkan tempat untuk mencurahkan keluh kesanya. Saat anak mulai menceritakan hal apapun, orang tua harus mampu menjadi pendengar yang baik dan berusaha memberi solusi yang solutif agar anak merasa selalu butuh pada orang tua saat ada masalah yang menimpanya. Hal tersebut akan mencegah anak melakukan hal-hal yang membahayakan hidup mereka. Orang tua juga harus mampu menjadi seorang guru yang bisa memberikan nasehat-nasehat yang baik, namun cara penyampaiannya harus dengan cara yang halus dan diwaktu yang tepat agar anak dapat menerima nasehat dengan baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Apabila orang tua mampu melakukan semua itu dan menggunakan pola asuh yang tepat, maka anak tidak akan terjerumus pada jurang kegelapan. 

Di dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa macam pola asuh orang tua terhadap anak remaja, yaitu:
  • Pola asuh otoriter, yaitu pola asuh dengan memaksakan kehendak orang tua, dimana orang tua memegang kendali dalam segela hal dan komunikasi satu arah, yaitu dari orang tua ke anak tanpa memperdulikan pendapat anak. Dampak yang didapat adalah anak akan disiplin, patuh, kurang mandiri, kurang inisiatif, pesimis, kadang juga dapat memberontak dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan saat berada di luar pengawasan orang tua. Anak dengan pola asuh seperti ini bagaikan robot yang bisa bergerak atas kendali dari pemiliknya. Contoh : Orang tuia yang terlalu mengekang dan harus mengikuti apapun kata yang orang tuanya bilang, padahal hal tersebut belum tentu membuat si anak nyaman. Ya pola asuh ini bisa di bilang pola asuh yang keras sih kepada si anak.
  • Pola asuh demokratis, yaitu terdapat komunikasi timbal balik antara orang tua dan anak. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, namun tetap dalam pengawasan orang tua. Orang tua berhak menyampaikan pendapat begitu pula dengan anak. Anak dilatih untuk mampu mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan, sehingga anak akan mandiri, bertanggung jawab, inisiatif, percaya diri dan jujur. Namun dampak negatifnya anak akan selalu menuntut agar segala sesuatu harus atas pertimbangan bersama. 
  • Pola asuh permisif, yaitu membebaskan anak secara mutlak dan kendali terdapat pada anak. Dampak dari pola asuh ini adalah anak cendrung semena-mena, kurang disiplin, selalu melanggar peraturan, namun jika anak mampu bertanggung jawab maka dia akan mandiri, mampu mewujudkan aktualisasinya dan kreatif.
Berdasarkan tiga pola asuh di atas, maka yang paling tepat digunakan adalah pola asuh yang disesuaikan dengan keadaan anak dan harus sesuai kebutuhan. Apabila berkenaan dengan masalah ibadah, maka akan lebih baik pola asuh otoriter yang dipakai oleh orang tua. Namun dalam masalah lain pola asuh demokratis lebih tepat untuk digunakan dan tetap dalam pengawasan orang tua agar anak tidak merasa terkekang dan mampu menemukan jati dirinya. 
Mungkin sesekali pola asuh permisif dibutuhkan saat anak sudah mampu mengendalikan diri dengan baik dan mampu bertanggung jawab atas apa yang dilakukan agar anak mampu hidup mandiri dan menentukan jalannya sendiri sesui keinginannya. Hal tersebut akan membuat anak berfikir bahwa orang tuanya tidak semena-mena dalam menentukan jalan hidupnya dan mau memahaminya dengan baik, sehingga anak akan jauh dari hal-hal buruk
Naahhh di atas itu penjelasan dari artikelnya Nailir Rahmah (Kompasiana.com). Kalo gue sih ya setuju tentang artikel di atas. Pola asuh orang tua seharusnya memang harus di sesuaikan dan adil atau ketiga pola di atas bisa di gunakan. Jadi orang tua tau kapan harus menggunakan pola asuh otoriter, kapan harus menggunakan pola asuh yang demokatis, dan kapan orang tua menggunakan pola asuh permisif yaaa yang bisa kita bilang pola asuh yang terlalu membebaskan si anak sih ya hehehe.
Okey, Kesimpulannya dari blog gue kali ini adalah jadilah orang tua yang bijak dalam membimbing anak-anaknya agar si anak tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas, jangan terlalu mengekang dan jangan terlalu membebaskan juga daannnn jadilah orang tua yang bisa menjadi sahabat untuk anak-anaknya sendiri 😉 Baiklah, kalau gitu sekian dulu ya tulisan dari gue ini, mohon maaf apabila ada salah-salah kata dalam penulisan yaaaa gaes dan mudah-mudahan kalian paham dengan tulisan yang di buat ini hehehe. Terima kasih 💗
Byebye...
Wassalamu'alaikum Wr, Wb

Komentar

Postingan Populer